Sudah ada beberapa board game yang berhasil diciptakan Kummara, perusahaan game designer Indonesia. Salah satunya adalah Punakawan Board Game. Permainan ini bercerita tentang Punakawan yang menjagai bayi dewa-dewi pewayangan. Tiap pemain (minimal dua pemain, maksimal empat) memegang bidak karakter Punakawan Sunda: Semar, Cepot, Gareng, dan Dawala. Sedangkan bayi yang dijaga adalah tokoh ksatria Pandawa dan Hastinapura yang dikutuk menjadi bayi.
Menurut Rio Frederico (24), brand manager sekaligus desainer Punakawan, pada dasarnya permainan Punakawan ini mengandalkan kemampuan ingatan. Pemain harus mengingat-ingat posisi para bayi ksatria yang cocok, untuk kemudian ditandai dengan “bantal” yang akan dihitung pada akhir permainan untuk menentukan pemenangnya.
Karakter Punakawan yang dipakai sebagai bidak sebenarnya bukan asli kreasi tim desainer Kummara. Memang, Kummara bekerja sama dengan Faisal Azad dari Salazad Papertoy, sang pembuat paper toy Punakawan. “Tapi kini kita buat dari kayu supaya tidak mudah rusak,” terang Rio.
Perubahan bahan bidak dari kertas karton menjadi kayu itu hanya satu dari sekian pembaruan yang dilakukan Kummara untuk Punakawan. Rio menceritakan, ide awalnya bukan dewa-dewi yang akan dimasukkan, tapi ayam. “Jadi ceritanya Punakawan cari ayam. Setelah riset dan ngobrol, Punakawan itu termasuk tokoh pewayangan yang powerful. Orang sakti tapi jadi pelayan. Maka dipilihlah tokoh pewayangan juga untuk mereka asuh,” Rio menerangkan.
Memang, pada setiap board game yang diciptakan Kummara, selalu dilakukan tes permainan. Selain tes internal, juga dilakukan tes oleh pihak di luar. Rio menyebutnya blind test. “Kami meminta seseorang untuk memainkan permainan tersebut tanpa dijelaskan, tapi membaca sendiri buku manual yang disertakan dalam boks,” kata Rio.
Punakawan Board Game ini merupakan salah satu realisasi misi Eko dan kawan-kawan untuk mengampanyekan sisi positif bermain. “Dari Punakawan anak-anak bisa belajar tentang tokoh pewayangan, yang merupakan satu kekayaan budaya Indonesia.”
Ada cerita lucu di awal peluncuran Punakawan di pasaran. Saat itu banyak orangtua dan guru yang menanyakan kepada Kummara perihal tokoh wayang yang ada di permainan tersebut. Maka itu, di cetakan kedua Kummara mengikutkan semacam ensiklopedia singkat yang menjelaskan para tokoh wayang di Punakawan Board Game, supaya anak-anak bisa tahu cerita di balik para tokoh. Orangtua atau guru juga bisa menjelaskan.
Nah, bersama Punakawan anak-anak tak hanya bermain, tapi juga belajar.
Semoga menginspirasi,
Sumber : Intisari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar