Senin, 22 Januari 2018

Pengaruh Bahan Kimia Pada Manusia

Antara satu zat kimia dengan zat kimia lain dapat menimbulkan interaksi atau saling berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi dapat dibedakan dalam : 

  • Efek aditif yakni pengaruh yang saling memperkuat akibat kombinasi dari dua zat kimia atau lebih. 
  • Efek sinergi yaitu suatu keadaan dimana pengaruh gabungan dari dua zat kimia jauh lebih besar dari jumlah masing-masing efek bahan kimia. 
  • Potensiasi yaitu apabila suatu zat yg seharusnya tidak memiliki efek toksik akan tetapi apabila zat ini ditambahkan pada zat kimia lain maka akan mengakibatkan zat kimia lain tersebut menjadi lebih toksik. 
  • Efek antagonis yakni apabila dua zat kimia yg diberikan bersamaan, maka zat kimia yg satu akan melawan efek zat kimia yg lain.

Bookmark and Share

Toksikologi Industri 2018

Tujuan Mata Kuliah Toksikologi Industri sebagai berikut :

  1. Memahami pengertian dan konsep dasar toksikologi industry
  2. Memahami klasifikasi toksikan berdasarkan jenis, sumber, dan daya racun.
  3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kerja zat toksik
  4. Memahami tentang kisaran dosis, dosis respon, dosis letal dan subletal, dan LD50
  5. Memahami interaksi zat dalam fase eksposisi, toksokinetik, toksodinamik dan efek biologis zat toksik
  6. Memahami nasib senyawa pencemar di lingkungan biotis dan abiotis
  7. Memahami tentang pencemaran perairan (sumber, dampak, dan penilaian)
  8. Memahami tentang bioindikator dan biomonitoring
  9. Memahami pencemaran udara (sumber, dampak, dan pengaruh terhadap lingkungan) pada polutan CO, SOx,NOx,  dan partikel
  10. Memahami toksikologi logam beraar (jenis, karakteristik, dan mekanisme keracunan)
  11. Memahami toksisittas pestisida, organik solvent
  12. Memahami  mekanisme toksisitas atas dasar  efek yang dapat terjadi pada pekerja melalui sistem penafasan, kulit, syaraf, hati, dan ginjal


Pada mata kuliah ini kita akan mempelajari tentang hubungan antara toksikan serta efek toksik bagi manusia.

Download : Pertemuan 1 Toksikologi Industri
Bookmark and Share

Mata Kuliah : Pengendalian Vektor dan Rodent (kelas minat Epidemiologi)

Pada mata kuliah Pengendalian Vektor diharapkan mahasiswa kesehatan masyarakat mampu melaksanakan konsep pengendalian vektor serta mencapai standar kompetensi utama sarjana kesehatan masyarakat, yaitu : 

Kompetensi 1 yaitu mampu melakukan kajian dan analisis situasi (analytic/assessement
Kompetensi 6 yaitu memiliki penguasaan ilmu kesehatan masyarakat (public health science skills) 

Tujuan khusus mata kuliah ini adalah :
  1. Memahami pengertian pengendalian vector dan pengelolaan vector terpadu.
  2. Menjelaskan macam-macam pengendalia vektor.
  3. Memahami tentang pengendalian vektor nyamuk.
  4. Memahami tentang pengendalian vektor lalat dan kecoa.
  5. Memahami tentang pengertian, jenis, dan cara kerja insektisida.
  6. Memahami tentang perbedaan rodentia dan insectivora.
  7. Menjelaskan pengendalian tikus.
  8. Memahami tentang pengendalian hayati untuk vektor dan rodent.
  9. Mampu menjelaskan dan melaksanakan tahapan survey vektor dan rodent.
  10. Mampu menjelaskan dan melaksanakan prosedur peracikan rodentisida
  11. Mampu menjelaskan dan melaksanakan prosedur untuk formulasi pestisida.
  12. Mampu menjelaskan dan menggunakan alat aplikator pengendali vektor dan rodent 
Pengendalian vektor diatur dalam regulasi Peraturan Menteri Kesehatan 374 Tahun 2010 tentang Pengendalian Vektor. Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah.

Program pengendalian vektor dapat berlangsung dengan maksimal dengan melakukan integrasi lintas sektoral. Peningkatan pengetahuan tentang vektor dapat dilakukan secara dini, misal pengetahuan tentang vektor nyamuk, kutu, dll dalam mata pelajaran tingkat sekolah dasar disertai dengan dampak apabila vektor di lingkungan tidak bisa dikendalikan. Pembentukan pemantau jentik cilik tingkat sekolah dasar sebagai salah satu keluaran dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


Bookmark and Share

Selasa, 09 Mei 2017

Materi Higiene Sanitasi Makanan

Berikut adalah materi Higiene Sanitasi Makanan sebagai bahan untuk UAS. Download file berikut kemudian ekstraksi file tersbeut dengan program Winrar.


Materi HSM rar

Selamat menjalankan UAS semoga memperoleh hasil yang memuaskan.

Salam sehat,
Bookmark and Share

Senin, 17 April 2017

MK Higiene Sanitasi Makanan : Identifikasi Sederhana Boraks Pangan Olahan

Saat mengolah makanan selalu diusahakan untuk menghasilkan produk makanan yang disukai dan bermutu baik serta aman untuk dikonsumsi. Karena itu, pada proses pembuatannya sering dilakukan penambahan “Bahan Tambahan Pangan” atau BTP antara lain bahan pengawet, pengenyal, pewarna, dan lain-lain. 

Zat kimia yang digunakan dalam pengawetan pangan terbagi dalam dua kelompok; komponen makanan biasa seperti gula dan garam, dan berbagai bahan khusus yang mencegah atau memperlambat kerusakan pangan. 

Beberapa bahan atau zat yang sering disalahgunakan dalam pengolahan makanan karena bersifat toksis antara lain boraks, formalin dan rhodamine B. Penggunaan boraks sebagai bahan tambahan makanan telah dilakukan lama, antara lain dalam pembuatan krupuk gendar. Boraks oleh pedagang dikenal dengan nama bleng, cetitet, puli, atau obat gendar (bahasa Jawa). 

Penggunaan boraks (asam borat) termasuk dalam Bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam menurut Permenkes RI No. 033 / Tahun 2012 sebagai berikut:
  1. Asam borat (boric acid)
  2. Asam salisilat (salicylic acid)
  3. Dietilpirokarbonat (diethylpyrocarbonate, DEPC)
  4. Dulsin (dulcin)
  5. Formalin (formaldehyde)
  6. Kalium bromat (potassium bromate)
  7. Kalium klorat (potassium chlorate)
  8. Kloramfenikol (chloramphenicol)
  9. Minyak nabati yang dibrominasi (brominated vegetable oils)
  10. Nitrofurazon (nitrofurazone)
  11. Dulkamara (dulcamara)
  12. Kokain (cocaine)
  13. Nitrobenzen (nitrobenzene)
  14. Sinamil antranilat (cinnamyl anthranilate)
  15. Dihidrosafrol (dihydrosafrole)
  16. Biji tonka (tonka bean)
  17. Minyak kalamus (calamus oil)
  18. Minyak tansi (tansy oil)
  19. Minyak sasafras (sasafras oil)












Serbuk putih boraks (kiri) dan 'bleng' bahan baku pembuat kerupuk gender (kanan)


Oleh karena itu, informasi untuk mengidentifikasi apakah dalam makanan mengandung borax atau tidak, sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Berikut ini adalah prosedur analisa sederhana untuk identifikasi keberadaan borax dalam makanan :

1. Membuat kertas indikator curcumin / tumeric
Curcumin adalah salah satu zat aktif antioksidan yang banyak terdapat dalam kunyit / kunyit. Pembuatan kertas indikator curcumin sederhana bisa dilakukan dengan cara :
  • Menumbuk atau parut kunyit hingga diperoleh kira kira 3 gram parutan kunyit.
  • Peras parutan kunyit tersebut dan diperoleh larutan kunyit yang berwarna oranye.
  • Masukkan kertas saring yang telah dipotong 1x3 cm ke dalam larutan kunyit tersebut.
  • Biarkan beberapa saat sampai kertas saring menyerap larutan curcumin.
  • Ambil kertas indikator curcumin basah tersebut dan keringkan dengan cara diangin-anginkan
  • Pengeringkan kertas indikator curcumin tidak dilakukan di bawah sinar matahari, supaya antioksidan curcumin yang berfungsi sebagai zat aktif indikator tidak rusak.

2. Ambil sampel yang akan diteliti keberadaan borax di dalamnya, misal mie, tahu, bakso, lontong, cilok, lupis, dll.

3. Sampel dipotong kecil-kecil dan ditimbang sebanyak 5 gram, kemudian dihaluskan.

4. Rendam sampel yang telah dihaluskan ke dalam aquades selama 24 jam

5. Masukkan kertas indikator curcumin ke dalam air sampel (apabila sampel bakso/lontong/tahu, sampel diiris terlebih dahulu supaya pemeriksaan dapat dilakukan di bagian dalam)

6. Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada kertas indikator curcumin. Jika terbentuk perubahan pada kertas indikator dari oranye menjadi coklat kemerahan, maka sampel Anda positif mengandung boraks

Contoh hasil uji borax pada bakso yang dihaluskan dengan kertas tumeric / curcumin

Selain menggunakan cara pengujian, identifikasi borax dalam makanan dapat dilakukan dengan mencermati makanan secara langsung, dengan cara :
  • Mie Basah : tidak lengket, sangat kenyal, serta tidak mudah putus
  • Bakso : tekstur sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging, tapi lebih cemerlang keputihan.
  • Lontong : rasa getir dan sangat gurih, serta beraroma sangat tajam
  • Kerupuk : teksturnya sangat lembut dan renyah, bisa menimbulkan rasa getir di lidah

Mudah khan cara identifikasi keberadaan borax pada makanan. Anda bisa lakukan dan berikan informasi ini kepada orang di sekitar Anda supaya mendapatkan makanan yang sehat.
Sebagai tambahan informasi dalam pemilihan makanan, sebaiknya Anda melakukan pengamatan fisik sampel sebelum dilakukan pemeriksaan, misal : kekenyalan, bau, tekstur, dll. Sehingga dapat diketahui dari bentuk fisik senyawa yang mengandung boraks.

Salam sehat, 
Bookmark and Share

Minggu, 16 April 2017

Kunjungan Lapangan MK. Dasar Kesehatan Lingkungan A13

Sehubungan dengan pelaksanaan kunjungan lapangan untuk mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan maka mahasiswa wajib mengumpulkan lembar observasi kunjungan lapangan, dengan ketentuan sebagai berikut :

  1. Silahkan download lembar observasi pada link posting di bawah ini dan dicetak
  2. Silahkan mengisi lembar observasi dengan tulisan tangan jelas dan rapi
  3. Lembar Observasi kelas A13.3 dan A13.4 dikumpulkan pada hari Rabu, 19 April 2017 (diletakkan di meja akademik FIKES Kampus 1)
  4. Lembar Observasi kelas A13.1 dan A13.2 dikumpulkan pada hari Rabu, 26 April 2017 (diletakkan di meja akademik FIKES Kampus 1)
  5. Lembar Observasi dilengkapi dengan foto kunjungan lapangan yang sesuai
Link lembar observasi :


Bookmark and Share

Pengaruh Bahan Kimia Pada Manusia

Antara satu zat kimia dengan zat kimia lain dapat menimbulkan interaksi atau saling berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi dapa...