Penggunaan plastik kresek sebagai pembungkus makanan ternyata tidak sepenuhnya aman. Bukan hanya plastik kresek, kemasan yang terbuat dari plastik dan memiliki kode 03 (PVC) perlu diperhatikan penggunaannya. Sebenarnya sudah lama BPOM mengeluarkan edaran tentang dampak negatif penggunaan plastik kresek atau kemasan plastik kode 03 (PVC) untuk kemasan makanan dan sekarang saya memberikan penjelasan tambahan agar kita lebih berhat-hati mempergunakannya.
PVC adalah kepanjangan dari Poli Vinil Chloride yang merupakan polimer dalam pembuatan plastik. Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC, adalah polimer termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena.
Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam
konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan
mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan
menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.
PVC ditemukan secara tidak sengaja oleh Henri Victor Regnault pada tahun 1835 dan Eugen Baumann di tahun 1872. Di awal abad ke 20, ahli kimia Rusia, Ivan Ostromislensky dan Fritz Klatte dari perusahaan kimia Jerman Griesheim-ElektronWaldo Semon dan perusahaan B. F. Goodrich
mengembangkan metode menjadikan PVC 'benar-benar plastik' dengan
menambahkan berbagai bahan tambahan. Hasilnya, PVC menjadi lebih
fleksibel dan lebih mudah diproses yang lalu mencapai penggunaan secara
luas
mencoba menetapkan penggunaan PVC sebagai produk komersial.
Penggunaan PVC secara meluas di dalam produk kemasan. Keberadaan produk kemasan makanan yang terbuat dari PVC berbahaya karena Monomer Vinil Klorida (Vinil Chloride Monomer, VCM) akan terlepas dalam makanan yang berlemak / berminyak atau mengandung alkohol berlebih dalam keadaaan panas. Selain itu, di dalam pembuatan kemasan plastik PVC juga melibatkan logam berat timbal sebagai racun bagi ginjal dan syaraf. Salah satu penggunaan kemasan tersebut yaitu plastik mika untuk tutup kue tart transparan bentuk silinder dilengkapi alas warna hitam bentuk lingkaran (surat peringatan publik oleh BPOM RI).
Jika meninjau ketidakamanan kemasan tersebut khususnya sebagai wadah kemasan makanan beralkohol, saya menjadi ingat kemasan yang kerap dipergunakan untuk membungkus Tape Ketan Muntilan, secara kasat mata kemasan yang dipergunakan memiliki kelenturan yang sama dengan tempat roti tart (walaupun dugaan saya belum didukung oleh penelitian tentang kadar VCM dan Pb). Sebagai langkah antisipasi, lebih baik para pedagang mengganti kemasan dengan bahan yang lebih aman yaitu dengan Plastik Poli-Etilen (PE) Kode 02 & Kode 04, dan Poli-Propilen (PP) Kode 05 aman digunakan
sebagai kemasan makanan.
Somoga bermanfaat,
Salam,
DOWNLOAD :
Sumber :
Makanya lebih baik menggunakan Kemasan Makanan kertas daripada plastik :)
BalasHapussepakat! ide yang lain membawa wadah utk membeli makanan. Kayak jaman dulu bawa rantang buat beli bakso ^_^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus