Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam menjaga keberlanjutan sistem pengelolaan air limbah adalah pemilihan teknologi pengolahan air limbah yang tepat.
Banyak contoh sistem pengelolaan air limbah yang gagal karena pemilihan teknologi yang keliru. Sebagian besar dari sistem yang gagal tersebut disebabkan karena pengelola mengalami kesulitan dalam pembiayaan operasional maupun pemeliharaan teknologi pengolahan air limbah yang dipilih. Pemilihan teknologi pengolahan air limbah sebaiknya mengunakan anggapan bahwa air limbah adalah sumber daya, bukan sesuatu yang harus dibuang.
Air limbah harus dipandang sebagai sumber daya karena didalamnya terdapat 4 komponen, yaitu: air + energi + nutrien + peluang kerja. Air, yang merupakan komponen utama dari air limbah, bila telah diolah dan memenuhi standar akan dapat dipergunakan untuk irigasi ataupun usaha perikanan. Zat organik, yang merupakan polutan dalam air limbah, bila pengolahannya tepat akan dapat diubah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat. Nutrien yang terdapat dalam air limbah juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk lahan pertanian. Sedangkan. Apabila tepat pemilihan teknologinya, pengelolaan air limbah akan memberikan peluang kerja yang tidak sedikit.
Secara umum, terminologi pengolahan air limbah secara alami (natural system) yang akan dibahas dalam makalah ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- sistem pengolahan limbah secara alami bertujuan untuk memanfaatkan kembali nutrien, air dan energi yang terdapat pada air limbah,
- dalam pengolahan air limbah, yang diutamakan adalah proses penguraian secara anaerobik karena tidak memerlukan penyediaan oksigen secara mekanis sehinga akan mengurangi biaya operasional, dan
- apabila menggunakan proses aerobik untuk penguraian zat organik oksigen yang disediakan berasal dari proses fotosintesis maupun proses re-aerasialami.
Beberapa metode pengolahan air limbah yang memenuhi terminologi pengolahan air limbah secara alami yaitu: pengolahan air limbah dengan proses anaerobik, kolam stabilisasi, rawa buatan dan kolam tumbuhan air.
Pengolahan air limbah secara anaerobik telah dikenal sejak hampir 2000 tahun yang lalu di India dan Cina dalam bentuk tangki penguraian untuk limbah kotoran hewan, proses ini cukup lama diabaikan sebagai salah satu alternatif pengolahan limbah. Hal ini dikarenakan, proses anaerobik dianggap tidak efisien dan terlalu lambat untuk mengolah air limbah yang semakin hari semakin bertambah banyak volumenya (Nayono, 2005).
Semenjak terjadinya krisis energi dunia beberapa dekade lalu, pengolahan air limbah secara anaerobik diusahakan untuk dapat digunakan kembali. Sejak akhir tahun 1960-an, proses pengolahan limbah secara anaerobik mulai diteliti secara intensif sehingga sekarang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif pengolahan limbah selain teknologi dengan proses aerobik yang telah lama dikenal.
Download :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar