Minggu, 02 Mei 2010

Selamat Hari Pendidikan 2 Mei 2010

Sharing tentang inspirasi pembelajaran yang saya peroleh di facebook link "Y.B. Mangunwijaya (romo Mangun)
Sudah selama 30 tahun lebih 30 juta anak-anak kita dianiaya setiap hari oleh suatu sistem pengajaran & pendidikan yang tidak menghargai anak sebagai anak.

Mengapa? Bukankah sistem pengajaran dan pendidikan ber-Pancasila?

Begitu resminya. Tetapi dalam pelaksanaan operasionalnya seluruh sistem Orde Baru (politis, ekonomis, sosial, budaya, jadi dalam dunia sekolah pun) berkaryalah filsafat, paradigma atau cara-pikir, citarasa, ciptakarsa dan rekayasa yang hakekatnya (sadar dan / atau di bawah sadar) berjiwa militer.
Yang kita bicarakan di sini bukan orang-orang atau pribadi-pribadi militer yang sering baikbudi dan saleh juga, tetapi kelembagaannya, kolektivitasnya, sikap-dasar profesionalnya.

Dunia militer adalah dunia pakaian sikap gerak seragam kaum berbaris, serba main komando dari atas, instruksi, birokrasi, taat bangkai mutlak pada pemerintah, gaya menghancurkan dan hukuman. Pokoknya jalan, jangan tanya korban, membunuh musuh dan menghancurkan pertahanan musuh seefektif mungkin. Jangan tanya baik atau buruk, bermoral atau tidak, taatilah saja perintah. Hantam dulu, urusan belakang. Jadi semuanya melawan segala prinsip pendidikan asli sejati: ajrih-asih mendampingi, persuasi, sabar, ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun (menumbuhkan di dalam diri anak) karso, tut wuri handayani (jadi bukan guru melainkan muridlah pelaku utama).
Sebenarnya, berbahagialah anak-anak yang belum terperangkap olehnya.

Pendidikan yang penting bukan matematika melainkan penguasaan bahasa, komunikasi sosial lewat bahasa. Anak miskin harus menguasai bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara baik dan benar, syukurlah bila sudah mencicipi bahasa Inggris yang praktis juga. Sebab, melihat seluruh sistem sosial dan politik sekarang, mereka hanya dapat maju bila mampu dan memberanikan diri untuk merantau. Maka bahasa Inggris dan seumumnya bahasa Indonesia maupun daerah amat diperlukan sebagai modal ekspresi maupun penampilan din yang simpatik, sehingga setiap orang senang menolong mereka. Di sini sikap-sikap jujur, suka menolong, suka berbuat baik, iman, sopan santun, budi pekerti, dan sebagainya amat penting.

Selain itu penguasaan bahasa menjamin mereka untuk menyerap segala macam infiormasi dari mana pun, biarpun mereka terpaksa tidak meneruskan ke SLTP apalagi SLTA dan seterusnya. Demikianlah dalam kalangan kami, kami ajukan seorang suriteladan atau simbol bagi anak-anak didik kami. Bukan BJ Habibie mantan Presiden RI ke-3, melainkan Adam Malik yang hanya tamat SD, tetapi mampu menjadi menteri luar-negeri dan Wakil Presiden RI. Maka kemampuan berbahasalah yang nomor satu dalam urutan penting mata pembelajaran, jelasnya bukan pengetahuan tentang bahasa, melainkan kefasihan memakai dan mengekspresikan diri dalam bahasa. Demikianlah menulis karangan serta berbicara di muka kelas amat kita perhatikan, selain membaca buku-buku sebanyak mungkin dari perpustakaan kelas.

Pertanyaan bagi kita adalah bagaimanakah membentuk prinsip pendidikan asli untuk anak-anak kita?

Ada rekomendasi buku yang diharapkan mampu menginspirasi pendidikan bermartabat Buku “Menuju Kampung Pemerdekaan” ditulis oleh Darwis Khudori, pelaku yang terlibat langsung peristiwa tersebut bersama Romo Mangun pada medio dasawarsa 1980-an.
http://pita.wordpress.com/

Salam

Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengaruh Bahan Kimia Pada Manusia

Antara satu zat kimia dengan zat kimia lain dapat menimbulkan interaksi atau saling berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi dapa...