Kamis, 01 Desember 2011

Pemanis Sintetik : Sakarin


Ketika ditemukan sakarin digunakan sebagai antiseptik dan pengawet, tetapi sejak 1900 digunakan sebagai pemanis.  Nama lain dari sakarin adalah 2,3-dihidro-3-oksobenzilsulfonasol, benzosulfimida atau o-sulfobenzimidaSakarin dengan rumus C7H5NO3S dan berat molekulnya 183,18 disintesis dari toluen biasanya tersedia sebagai garam natrium. Pelarut organik yang digunakan adalah eter karena eter merupakan salah satu pelarut organik yang tidak bisa bercampur dengan air. Setiap gram sakarin dapat larut dalam 290 ml air dalam suhu kamar atau dalam 25,0 ml air mendidih. Sakarin mudah larut dalam alkali karbonat dan sedikit larut ( sukar ) dal kloroform atau eter. Nama lain dari sakarin adalah 2,3-dihidro-3-oksobenzilsulfonasol, benzosulfimida atau o-sulfobenzimida. 



 Sakarin mengalami hidrolisa dalam suasana alkalis menjadi asam O-sulfamoil-benzoat atau dalam suasana asam akan menjadi asam ammonium O-sulfo-benzoat. Sakarin sulit larut dalam air, oleh karena itu senyawa ini sering digunakan dalam bentuk garam ( Na-sakarin )Intensitas rasa manis garam natrium sakarin cukup tinggi, yaitu kira-kira 200-700 kali sukrosa 10 %. Disamping rasa manis, sakarin juga mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintesis. Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena mempunyai sifat yang stabil, nonkarsinogenik, nilai kalori rendah, dan harganya relatif murah, selain itu sakarin banyak digunakan untuk mengganti sukrosa bagi penderita diabetes mellitus atau bahan pangan berkalori rendah. Penggunaan sakarin biasanya dicampur dengan bahan pemanis lain seperti siklamat atau aspartam. Hal itu dimaksudkan untuk menutupi rasa tidak enak dari sakarin dan memperkuat rasa manis. Sebagai contoh kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1:3 merupakan campuran paling baik sebagai pemanis yang menyerupai gula dalam minuman. 


 Produk pangan dan minuman yang menggunakan sakarin diantaranya adalah minuman ringan (soft drinks), permen, selai, bumbu salad, gelatin rendah kalori, dan hasil olahan lain tanpa gula. Selain itu sakarin digunakan sebagai bahan tambahan pada produk kesehatan mulut seperti pasta gigi dan obat pencuci (penyegar) mulut. Ketika ditemukan sakarin digunakan sebagai antiseptik dan pengawet, tetapi sejak 1900 digunakan sebagai pemanis. Pelarut organik yang digunakan adalah eter karena eter merupakan salah satu pelarut organik yang tidak bisa bercampur dengan air. Setiap gram sakarin dapat larut dalam 290 ml air dalam suhu kamar atau dalam 25,0 ml air mendidih. Sakarin mudah larut dalam alkali karbonat dan sedikit larut ( sukar ) dal kloroform atau eter. Sakarin sulit larut dalam air, oleh karena itu senyawa ini sering digunakan dalam bentuk garam ( Na-sakarin )Intensitas rasa manis garam natrium sakarin cukup tinggi, yaitu kira-kira 200-700 kali sukrosa 10 %.

 Disamping rasa manis, sakarin juga mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintesis. Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena mempunyai sifat yang stabil, nonkarsinogenik, nilai kalori rendah, dan harganya relatif murah, selain itu sakarin banyak digunakan untuk mengganti sukrosa bagi penderita diabetes mellitus atau bahan pangan berkalori rendah. Penggunaan sakarin biasanya dicampur dengan bahan pemanis lain seperti siklamat atau aspartam. Hal itu dimaksudkan untuk menutupi rasa tidak enak dari sakarin dan memperkuat rasa manis. Sebagai contoh kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1:3 merupakan campuran paling baik sebagai pemanis yang menyerupai gula dalam minuman. 

Produk pangan dan minuman yang menggunakan sakarin diantaranya adalah minuman ringan (soft drinks), permen, selai, bumbu salad, gelatin rendah kalori, dan hasil olahan lain tanpa gula. Selain itu sakarin digunakan sebagai bahan tambahan pada produk kesehatan mulut seperti pasta gigi dan obat pencuci (penyegar) mulut (Cahyadi, 2006). 

Pemeriksaan Sakarin 
 Prosedur pemeriksaan sakarin melalui beberapa tahap yaitu ektraksi sakarin dari sampel dan uji kualitatif sakarin. 
 1. Tahap ekstraksi 
a. Masukkan 5 mL sampel (jika sampel berbentuk serbuk larutan dengan 20-30 mL aquades) ke dalam tabung reaksi. 
b. Tambahkan HCl sampai asam (gunakan kertas lakmus sebagai indikator). 
c. Ekstraksi bertingkat dengan eter sebanyak 2-3 kali 
d. Ambil bagian eter, lakukan ekstraksi bertingkat dengan aquades sebanyak 2-3 kali 
e. Masukkan bagian eter ke dalam cawan penguap, uapkan eter 

Pengujian Sakarin 
a. Uji FeCl3
1) Larutkan residu ke dalam air panas 
2) Tambahkan 3 tetes H2SO4 2N. Panaskan sampai mendidih. 
3) Tambahkan KMnO4 2N sampai terbentuk warna merah muda yang konstan 
4) Tambahkan sepucuk NaOH teknis, masukkan ke dalam cawan penguap. Uapkan sampai kering 
5) Larutkan residu dalam air panas, asamkan dengan HCl encer (cek keasaman dengan kertas lakmus) 
6) Tambahkan FeCl3 0.5% tetes demi tetes, jika terjadi perubahan warna menjadi ungu, maka samapel positif sakarin. 

 b. Uji Brom Thymol Blue 
1) Larutkan residu dalam aquades, tambahkan 2 tetes aseton 
2) Tambahkan 2 tetes Brom Thymol Blue 
3) Tambahkan NaOH 2N tetes demi tetes, sampel positif sakarin jika terbentuk warna biru. 

c. Uji Fenol-Asam Sulfat 
1) Tambahkan 3 tetes reagen fenol-asam sulfat 
2) Panaskan ke dalam penangas air selama 10 menit 
3) Larutkan residu dalam air panas 
4) Tambahkan NaOH 2N sampai suasana basa. Jika terbentuk warna magenta / ungu kemerahan maka sampel positif sakarin 

d. Uji Resorcinol – Asam Sulfat 
1) Tambahkan 3 tetes resorcinol – asam sulfat (1:1) dan panaskan sampai terbentuk warna larutan merah. 
2) Larutkan dalam aquades dan tambahkan NaOH 2N sampai suasana basa. 
3) Tambahkan tetes demi tetes larutan I2, jika terbentuk warna fluorescence hijau maka sampel positif terdapat sakarin. 

Sumber :
 AOAC 17th edition, 2000 Official Method 941.1 (B) Saccharin in Food / Manual Methods of Analysis for Adulterans and Contaminants in Food) 

Semoga bermanfaat bagi temanteman yang akan praktik uji sakarin :)
Salam,



Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengaruh Bahan Kimia Pada Manusia

Antara satu zat kimia dengan zat kimia lain dapat menimbulkan interaksi atau saling berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi dapa...